sepakbolalokal.com – Gary Neville sendiri merupakan salah satu ‘produk’ binaan akademi Manchester United. Ia termasuk dalam tim ‘Class of 92’ bersama para legenda the Red Devils lainnya seperti David Beckham dan Paul Scholes.
Dunia sepak bola boleh berubah. Namun Gary Neville meminta kepada mantan klubnya, Manchester United, tidak melupakan tradisi turun temurun yang sudah dilakukan sejak 1950-an. Yakni mengorbitkan pemain dari tim akademinya.
Sekarang Manchester United sedang dipegang oleh mantan rekan setim Neville, Ole Gunnar Solskjaer. Dan pria asal Norwegia tersebut sedang mencoba untuk mempertahankan tradisi yang sudah dilakukan oleh Sir Alex Ferguson dan Busby.
Tradisi mengorbitkan pemain dari akademi sebenarnya sudah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu. Dulu, Manchester United memiliki skuat hasil jerih payah Sir Matt Busby yang dikenal dengan sebutan ‘Busby Babes’.
MU Harus Menjaga Tradisi
Tetapi, kepercayaan Solskjaer terhadap sosok muda tidak membuat Manchester United berhenti belanja pemain yang sudah ‘jadi’. Total 142 juta euro mereka habiskan hanya untuk mendatangkan Harry Maguire dan Bruno Fernandes di musim ini.
Solskjaer bertanggung jawab atas perkembangan beberapa jebolan akademi yang sekarang menghuni tim inti the Red Devils. Sosok seperti Mason Greenwood dan Brandon Williams mendapatkan kesempatan bermain yang banyak di musim ini.
“Manchester United tidak akan pernah bisa bermain tanpa pemain akademi di tim utama. Itu adalah nilai yang terlalu penting untuk dihilangkan, dan sudah lahir sejak tahun 1950-an,” tutur Neville kepada Sky Sports.
Keduanya memberikan dampak instan untuk Manchester United. Sehingga, bukan tidak mungkin kalau MU akan lebih memilih merekrut pemain dari luar klub ketimbang mengorbitkan jebolan akademi suatu hari nanti. Neville tak ingin hal itu terjadi.
Dunia Boleh Berubah, Tapi…
“kami tahu teknologi bergerak. Nutrisi, ilmu olahraga, semuanya telah bergrak maju, tetapi ada beberapa hal yang harus tetap stabil,” tambahnya.
Neville sadar bahwa zaman terus bergerak. Ada banyak hal yang harus dilibatkan untuk mendapatkan kesuksesan dalam sebuah kompetisi. Tapi, bukan berarti klub boleh melupakan apa yang telah tertuang di dalam buku sejarah.
Selain mengorbitkan pemain muda, Solskjaer juga sedang memoles beberapa jebolan akademi yang diperkenalkan oleh pelatih sebelumnya. Contohnya Marcus Rashford dan Scott McTominay.
“Saya pikir di Manchester United, hal-hal itu lahir sejak tahun 50 dan 60-an di bawah Sir Matt Busby, yang memuncak pada kemenangan di tahun 1968 [juara Piala Eropa]. Rasanya penting bagi kami bisa melihat nilai-nilai itu diterapkan di klub, dan oleh Ole Gunnar Solskjaer sang pelatih tim utama,” pungkasnya.
(Goal International)